Rabu, 16 Mei 2012

Warna-warni Tebing Rayya


Tebing, Rayya, setiap putaran detik waktu bunda selalu belajar dari kalian. Tentang kesabaran, keikhlasan, kasih sayang dan cinta, juga dunia kalian. Dunia balita. Masing-masing dari kalian punya kekhasan. Semua itu bunda terima sebagai anugerah dari Allah. Salah satu kebesaran Allah Yang Mahapencipta.

Bunda tak pernah menyangka bisa memiliki kalian berdua. Dan semakin tak menyangka perjalanan kita bersama sudah sejauh ini. Kalian berdua tumbuh beriringan. Setiap hari memberikan kejutan-kejutan yang tak bisa dilupakan. Setiap peristiwa itu akan menjadi kenangan kita bersama. Dan mungkin bisa menguap jika tak ada yang mengikatnya. Sebuah tulisan dan foto sebagai pengingat itu semua, Nak. Ya, ayah dan bunda ingin agar kalian bisa melihat dan membacanya kelak. Setiap tawa, tangis, sakit, dan payah yang kita lewati bersama.

Tebing, sampai sejauh ini bunda masih takjub dengan kamu, Nak. Sepertinya baru kemarin bunda melahirkanmu. Sekarang kau sudah bisa berjalan tiada lelah. Berlari kecil mengejar kucing atau kupu-kupu. Mengoceh dengan bahasa planetmu. Berbicara yang terus diulang-ulang hingga terkadang serasa penuh telinga bunda mendengarnya. Belajar sholat. Bersenandung menirukan lagu nina bobo. Dan masih banyak lagi yang kau hadiahkan untuk bunda.Pelan tapi pasti semua kau kuasai.

Dan, kamu tahu, Tebing. Bunda seperti berkaca di dirimu. Ada beberapa sifat dan tingkah kita yang sama. Dulu waktu kamu belajar jalan, kamu tidak mau berdiri di jalan atau tanah tanpa sepatu. Hal itu berlanjut hingga kamu sudah bisa berjalan. Bagus memang menurut bunda. Tapi terkadang membuat bunda kerepotan. Pernah bunda terburu-buru keluar rumah dan kamu ingin ikut. Disuruh menunggu kamu tak mau. Disuruh pakai sandal sendiri kamu belum bisa cepat-cepat. Bunda suruh jalan tanpa sandal, juga tidak mau. Setelah itu, bunda sengaja mengajarkanmu berjalan tanpa sandal di halaman rumah.

“Oto … oto …,” jerit Tebing sambil menunjuk kakinya.

Bunda geleng-geleng kepala menyaksikan kamu yang panik. Ada lagi yang menyangkut soal kebersihan. Ketika sedang makan atau ngemil kamu berusaha untuk bersih. Jika ada yang tercecer di lantai, kamu akan memungutinya satu per satu. Lalu membuangnya ke tempat sampah. Kalu tidak dimasukkan lagi ke mulut. Kalau ada makanan yang tumpah atau terkena sedikit di baju, kamu lantas berkata, “Oto … oto …,” sambil menunjuk baju minta dibersihkan atau minta diganti.

Soal kerapian juga kamu nomor satu. Jika mengambil satu barang, kamu bisa mengembalikannya ke tempat semula. Misal, menaruh sandal dan merapikannya (tidak dibiarkan bertumpuk), merapikan mainan, memarkir mobil-mobilan kamu, menutup tempat sabun mandi, menaruh botol minum di atas meja.

Kalau mau tidur kamu akan menata bantal dan guling dengan rapi. Sebelumnya kamu akan mengambil botol minum yang akan dibawa untuk tidur. Kalau kosong kamu akan meminta untuk diisi terlebih dulu, “Abis … abis …,” terus diulang-ulang sampai bunda atau ayah mengisikannya. Setelah itu botol minum akan diletakkan di samping tempatmu tidur.

Jika dulu kamu masih belum berkeinginan dan menurut saja kepada ayah bunda, beda dengan sekarang ini. Tebing sudah mulai belajar mengekspresikan kemauannya, kesukaannya, ketidaksukaannya, kemarahannya, ketidaknyamanannya, dan sebagainya. Semua normal terjadi. Berarti ini salah satu tanda kemampuan emosinya berkembang. Dan ini menjadi tugas besar ayah bunda untuk membimbingmu. Apalagi di tengah-tengah keluarga kita ada adikmu, Tsurayya Al Hasna.

Ya, Rayya yang masih belum genap satu tahun menjadi teman mainmu, Tebing. Kamu tak terlalu kesepian lagi sekarang. Rayya sudah bisa diajak bermain kejar-kejaran, bermain bola, balapan. Kalau sudah kompak main, kalian akan sangat susah sekali diminta tidur. Yang satu sudah diam, yang satu akan terus menggoda mengajak bermain.

Namun, terkadang muncul keinginan Tebing yang tak ingin berbagi. Apa yang dipegang Rayya akan diambil. Akan aman jika Tebing mau dibujuk mengembalikannya, atau Rayya berhasil dibujuk dengan mainan lain. Tapi ada juga yang berujung salah satunya menangis atau bahkan dua-duanya.

Dan salah satu tingkah Tebing yang membuat saya tertawa sendiri adalah sok mengatur adiknya. Tebing akan mengganti mainan adiknya yang menurut dia aman. Dan Rayya akan bereaksi dengan menjerit sambil memandangi bunda seperti mengadu. Juga sering Tebing mengingatkan adiknya untuk duduk menonton video.

“Ayya … duduk … duduk,” ujarnya sambil menunjuk-nunjuk tempat di sebelahnya. Rayya memang tak puas menonton jika sambil duduk. Rayya akan berdiri di depan meja monitor sambil tertawa cekikikan.

Juga pernah Tebing menyuruh Rayya untuk tidur, “Ayya … bobo … bobo.” Padahal Tebing juga disuruh tidur. Benar-benar membuat bunda tertawa geli sendiri.

Masih banyak lagi cerita bunda tentang kalian. Dan bunda yakin akan selalu ada tingkah polah kalian yang baru nantinya. Semoga bunda bisa terus menuliskannya untuk kalian. Terima kasih, anak-anakku, kalian melengkapi hidup bunda. Alhamdulillah ya Allah untuk segala karunia-Mu kepada hamba dan suami hamba. Semoga bunda bisa menjaga, merawat, dan mendidik kalian dengan baik sebaik-baiknya.

Bantarkemang, Mei 2012

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

 

Rumah Kata Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha