Drama Hafi Zha & Rista RL
PARA TOKOH
1. Anna, gadis manis yang pendiam dan berprestasi di sekolah tapi kuper.
2. Kikan, teman sekelas Anna. Gadis cantik, paling kaya dan popular di sekolah juga sombong.
3. Iren, teman sekelas Anna. Gadis tomboy yang satu gank dengan Kikan.
4. Sierly, teman sekelas Anna. Gadis yang dijuluki Kikan dan Iren Nona Lemot.
5. Erick, teman lelaki Anna. Anak orang kaya dan sebenarnya playboy.
6. Papa Anna, bersikap keras dan menuntut sangat tinggi kepada Anna.
7. Mama Anna, kurang memerhatikan anaknya karena sibuk berkarir.
8. Ibu Mira, wali kelas Anna yang perhatian kepada siswa-siswanya.
9. Angel, gadis remaja yang menderita kanker otak.
ADEGAN 1
PAGI HARI. DI SEKOLAH, TEPATNYA DI DALAM KELAS SEBELUM PELAJARAN DIMULAI. KELAS MASIH KOSONG LALU MASUKLAH ANNA YANG TANPA BICARA LANGSUNG DUDUK DI BANGKUNYA. ANNA MEMAKAI KACAMATA MINUS. IA LALU MENGELUARKAN BUKU, MEMBACANYA, LALU SIBUK MENULIS. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN, KIKA DAN GENGNYA MASUK. AWALNYA MEREKA MENGOCEH SENDIRI TANPA MEMERDULIKAN ANNA.
Iren:
Ki, kamu jadi beli sepatu yang di butik lusa? (MENDEKAT KE BANGKUNYA, LALU MENARUH TAS DENGAN SEENAKNYA DI MEJA)
Sierly:
Sepatu yang mana sih, Ir? (SAMBIL DUDUK DI BANGKU DAN MELETAKKAN TASNYA DI MEJA)
Iren:
Aduh… nona lemot, sekarang pikun lagi! (CEMBERUT DAN BERKACAK PINGGANG) Yang itu lho, waktu kita jalan bareng ke mall terus mampir ke butik terkenal itu lho!
Sierly:
Oo…itu… (MENGANGGUK-ANGGUKKAN KEPALANYA DENGAN WAJAH TAMPAK BLOON)
Kikan:
Oh…itu. Ya jadi lah! Kemarin aku ke sana lagi bareng Tian. Kata dia, aku pantes banget makai tu sepatu. So…walau agak mahal, nggak pa pa lah… (MASIH TETAP MENYANDANG TAS DI BAHUNYA DAN BERDIRI DI SAMPING IREN DAN SIERLY)
Iren:
Kalo gaun merah marun yang kemarin, kamu jadi mau beli? Kalu aku, lebih suka kemeja hitam di distro yang baru buka itu. Wih…keren-keren banget koleksinya!
Kikan:
Jadi beli lah… Besok aja kali. Kalau kamu mau, kita bareng aja. Habis ke butik, kita ke distro. Aku traktir deh…
Iren:
Ih…beneran nih, Ki?
Kikan:
Buat apa aku bohong? Sier, kamu juga. Kalau kamu mau nambahin koleksi aksesoris kamu, sekalian aja hunting. Ada banyak koleksi aksesoris baru di butik langgananku.
Sierly:
Wah…makasih, Ki. (LANGSUNG PASANG MUKA CERIA)
Iren:
Kamu emang bisa aja nyenengin teman, Ki. (MENGACUNGKAN DUA JEMPOL KE ARAH KIKAN)
Kikan:
Ya iya lah…apa sih yang nggak bisa oleh Kikan?
Sierly:
Ada! (DENGAN WAJAHNYA YANG POLOS) Kikan nggak bisa mengerjakan soal fisika dan matematika kemarin.
Kikan:
Ih…ni anak. Kujitak lho! (PURA-PURA MENJITAK KEPALA SIERLY) Kamu juga, bloon…!
SESAAT IREN SADAR AKAN ANNA YANG DUDUK DI MEJA SEBELAH. ANNA MASIH SAJA TEKUN MENGERJAKAN TUGAS. IREN LALU MENDEKATI ANNA.
Iren:
Hei, kutu buku! (SAMBIL MEMUKUL MEJA ANNA, MEMBUAT ANNA KAGET) Ngapain kamu pagi-pagi sudah datang? Pake belajar lagi. Nggak bosan apa, belajar terus?
Kikan:
(BERDIRI DI SAMPING IREN) Hei, mata empat. Kamu pernah ngaca nggak sih? Kamu tu sudah kuper, jelek lagi! Liat nih kita-kita…cantik…trendi…en gaul.
Anna:
(MENDONGAKKAN KEPALA, MEMANDANG KEDUANYA AGAK TAKUT) Mm…maksud kamu apa, Ki?
Iren:
Heh…denger ya! Hidup tuh bukan cuma ngurus matematika doang. Kamu nggak pengen apa nikmatin hidup?
Anna:
Nikmatin hidup? Gimana caranya, Ir?
Kikan:
Kalau kamu mau, kita bisa ajarin. Tenang aja, semua fasilitas aku yang nanggung!
Anna:
Bb…benarkah?
Kikan:
(TERSENYUM LICIK) Tapi, ada syaratnya…
Anna:
Syarat? Syaratnya apa?
Kikan:
(MENDEKATKAN WAJAHNYA KE WAJAH ANNA) Kamu harus mengerjakan semua PR aku! (KEMBALI TEGAK) Dengan begitu, aku akan ajak kamu ke tempat-tempat yang menyenangkan, belanja, senang-senang… Bersedia nggak?
Anna:
Tapi…aku takut kalau ketahuan Papa. Papa pasti marah.
Iren:
Alah…! Nggak perlu takut. Kamu perginya pura-pura mau belajar ma kita-kita. Beres kan…
Anna:
(TERDIAM SEJENAK. SEJURUS KEMUDIAN IA MENGANGGUKKAN KEPALANYA) Emm…baiklah.
Kikan:
OK! Besok sepulang sekolah, kita keluar bareng (TERSENYUM) Yuk, girls…kita ke kantin dulu aja. Ngapain di kelas? Telat juga nggak pa pa (KELUAR KELAS SETELAH MENARUH TASNYA DI BANGKU, DISUSUL KEDUA TEMANNYA. TINGGAL ANNA SENDIRIAN DI KELAS)
SELANG BEBERAPA SAAT, ERICK MASUK. ERICK BERPENAMPILAN NECIS. RAMBUTNYA DIBELAH PINGGIR.
Erick:
Pagi, Cinta! Rajin banget?
Anna:
(MENOLEH KE ARAH ERICK. TERSENYUM MALU-MALU) Oh, Erick. Ini tugas kimia kamu masih kurang sedikit lagi.
Erick:
(DUDUK DI SAMPING ANNA) Ah, cintaku. Kamu memang baik banget.
Anna:
Udah…nggak usah berlebihan begitu.
Erick:
Ya udah, kalau begitu aku mau ngajak kamu ke kantin sekarang. Kita sarapan berdua yuk.
Anna:
Tapi, sebentar lagi bel masuk, Rick. Nanti kita telat.
Erick:
Alah…sebentar aja kan nggak pa pa, sayang. Yuk! (MENARIK TANGAN ANNA. ANNA TAK BISA MENOLAK. AKHIRNYA MEREKA BERDUA PERGI KE KANTIN)
ADEGAN 2
NARATOR: BEBERAPA BULAN TELAH BERLALU DARI HARI ITU. ANNA MULAI BERUBAH PERILAKUNYA. IA MULAI IKUT-IKUTAN KIKAN DAN KEDUA TEMANNYA RAJIN KE DISKOTIK. PENAMPILAN ANNA PUN SUDAH BERUBAH. IA MENJADI LEBIH TRENDI DAN KACAMATA MINUSNYA YANG KUNO DIGANTI DENGAN KACAMATA MINUS YANG LEBIH GAYA. HUBUNGANNYA DENGAN ERICK PUN SEMAKIN DEKAT AKHIR-AKHIR INI. BAHKAN ANNA SERING KE RUMAH ERICK KETIKA ORANGTUA ERICK TIDAK BERADA DI RUMAH. DI SISI LAIN, PRESTASI BELAJAR ANNA MENURUN. IA TAK BISA LAGI KONSENTRASI BELAJAR KARENA ENERGINYA HABIS IA PAKAI UNTUK BERSENANG-SENANG DENGAN KIKAN, SIERLY, DAN IREN.
AKHIR-AKHIR INI ANNA TAMPAK GELISAH. IA RESAH KARENA IA TERLAMBAT DATANG BULAN. SETELAH MENCOBA-COBA MELAKUKAN TES PACK, BETAPA TERKEJUTNYA DIA KARENA IA POSITIF HAMIL. IA SEMAKIN TIDAK BISA BERKONSENTRASI DENGAN SEKOLAHNYA.
DI SEKOLAH, DI DALAM KELAS, WAKTU ISTIRAHAT.
ANNA MASUK KE DALAM KELAS DENGAN WAJAH SANGAT MURUNG DAN PUCAT. IA SEHABIS DARI KAMAR MANDI. IA KETAKUTAN KARENA DI DALAM PERUTNYA ADA JANIN, HASIL PERBUATANNYA DENGAN ERICK.
Anna:
(BERBICARA KEPADA DIRINYA SENDIRI) Bagaimana ini? Aku takut kalau ketahuan sama Papa dan Mama. Pasti mereka marah besar. (MENUTUP WAJAHNYA DENGAN KEDUA TANGANNYA. MENANGIS TERISAK-ISAK) Erick kamu di mana sih sekarang? Kamu kok nggak pernah masuk sekolah sejak aku nelpon kamu. Sekarang HP-mu nggak pernah akitf. (SAMBIL MENGGIGIT-GIGIT BIBIRNYA) Duh…aku takut. Apa yang harusnya aku lakukan.
TIBA-TIBA KIKAN, IREN, DAN SIERLY MASUK. MEREKA MELEWATI MEJA ANNA TANPA MENYAPANYA. ANNA BURU-BURU MENYAPU AIRMATANYA. IA TAKUT KETAHUAN KETIGA TEMANNYA TENANG KEHAMILANNYA.
Anna:
Eh, teman-teman…(TERSENYUM)
Kikan:
(TIDAK MENJAWAB SAPAAN ANNA, HANYA MELIRIK SINIS)
Iren:
Eh, siapa sih kamu? Maaf ya. Bos kita udah bosan tuh sama kamu!
Kikan:
Iya. Dulu kamu pinter, bisa aku andalin. Tapi sekarang, kamu udah bodoh. Nilai kamu jelek-jelek, lebih bagus punya kami. So…sekarang kamu udah nggak berguna lagi! Tau nggak sih?
Anna:
Tapi, katamu dulu, aku teman kalian?
Sierly:
(TAMPAK KASIHAN DENGAN ANNA) Maaf ya Anna…Kikan sudah nggak suka sama kamu….
Iren:
Ih…(MEMOTONG PEMBICARAAN SIERLY) Ngapain sih kamu minta maaf segala sama dia? Udah, biarin aja!
LALU MEREKA BERTIGA MENINGGALKAN ANNA. MEREKA KEMBALI BERCANDA TANPA MEMERDULIKAN ANNA. ANNA TERTUNDUK SEDIH. MENAHAN TANGISNYA KARENA KINI IA DIJAUHI KETIGA TEMANNYA. TAK LAMA KEMUDIAN, IBU MIRA MASUK KE DALAM KELAS. MENDEKATI TEMPAT DUDUK ANNA. KIKAN DAN KEDUA TEMANNYA TERKEJUT MELIHAT IBU MIRA ADA DALAM KELAS. MEREKA LANGSUNG KELUAR KELAS. SEDANG ANNA BERUSAHA MENGHAPUS AIR MATANYA.
Ibu Mira:
(MENATAP KEPERGIAN KETIGA SISWANYA. MELIHAT KE ARAH ANNA) Anna, Ibu mau bicara sama kamu. Bisa kan?
Anna:
(GUGUP DAN MEMANDANG HERAN KEA RAH IBU MIRA) Bisa, Bu. Bicara apa, Bu?
Ibu Mira:
(DUDUK DI SEBELAH ANNA. MEMERHATIKAN WAJAH ANNA YANG PUCAT) Kamu kenapa, Anna? Wajah kamu tampak pucat sekali, kamu sakit?
Anna:
(DENGAN GUGUP DAN SALAH TINGKAH) Eee…nggak, Bu. Saya nggak sakit. (MEMBETULKAN LETAK KACAMATANYA)
Ibu Mira:
Belakangan ini Ibu memerhatikan kamu, Anna. Kamu tampak gugup dan gelisah, juga tampak melamun waktu pelajaran Ibu. Tapi tidak hanya pelajaran Ibu, guru-guru yang lain juga mengeluh seperti itu. Kamu sudah tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan nilai-nilai kamu juga turun drastis. (BERHENTI SEJENAK. MENGHELA NAFAS)
Anna:
(TERTUNDUK DALAM. MENANGIS TERTAHAN)
Ibu Mira:
Anna, Ibu tidak pengen melihatmu terus begini. Ibu ingin membantumu. (MELIHAT KE ARAH ANNA. MENYENTUH BAHU ANNA) Anna, kamu menangis? Ada apa, Anna? Ceritakan pada Ibu. Ibu siap membantumu. Kamu sedang ada masalah? Jangan sampai hal itu kamu pendam sendiri dan mengganggu pelajaran kamu. Anna…(MENCOBA MENDESAK ANNA)
Anna:
(MASIH DENGAN TERISAK. MENENGADAH KEPADA IBU MIRA) Terima kasih, Bu. Ibu perhatian kepada saya. Tapi…saya belum siap untuk bercerita sekarang, Bu. Saya mohon jangan desak saya, Bu.
Ibu Mira:
(MENGHEMBUSKAN NAFAS) Baiklah, Anna. (BANGKIT BERDIRI DI SAMPING ANNA) Tapi ingat, Anna, Ibu siap setiap saat jika kamu ingin bercerita. Ibu siap membantumu, Anna.
Anna:
Iya, Bu. Terima kasih, Bu. Saya senang sekali mendapat perhatian Ibu. (MENGELAP PIPINYA YANG BASAH DENGAN SAPU TANGANNYA)
Ibu Mira:
Baiklah, Ibu kembali ke kantor dulu. (BERJALAN KELUAR KELAS)
TAK BERAPA LAMA KEMUDIAN, ANNA MENGELUARKAN SESUATU DARI TASNYA. IA MENOLEH KE KANAN DAN KE KIRI. BERUSAHA MEYAKINKAN DIRI BAHWA TIDAK ADA TEMAN-TEMANNYA DI KELAS. DI PEGANGNYA PISAU LIPAT DENGAN TANGAN KANANNYA. IA MEMEJAMKAN MATANYA DAN MELETAKKAN PISAU LIPAT DI PERGELANGAN TANGAN KIRINYA. DENGAN MENANGIS, ANNA MENYAYAT PERGELANGAN TANGANNYA. TIBA-TIBA SIERLY MASUK KE DALAM KELAS DAN MELIHAT ANNA SUDAH PENUH DENGAN DARAH. IA MENJERIT HISTERIS.
Sierly:
Aaaaaaaa……………..!!!! Anna…!!!
TEMAN-TEMANNYA BERDATANGAN, TERMASUK IBU MIRA. MEREKA PUN MEMBAWA ANNA KE RUMAH SAKIT.
ADEGAN 3
MALAM HARI. DI RUMAH SAKIT. PAPA DAN MAMA DUDUK DI DEPAN LORONG DI DEPAN KAMAR ANNA. PAPA DUDUK DENGAN MUKA DITUTUP DENGAN KEDUA TANGANNYA. SEDANG MAMA BERDIRI DI SAMPINGNYA DENGAN WAJAH MENAHAN KESAL. MEREKA BERDUA BERSITEGANG.
Mama:
Ini semua salah Papa (DENGAN NADA KETUS)
Papa:
(MELIHAT KE ARAH MAMA DENGAN TERKEJUT) Apa?!! Aku yang salah? Kamu sebagai ibunya pun juga salah. Seharusnya kamu meluangkan waktu untuk anakmu itu!
Mama:
Anakku…?!! Anna juga anakmu, Pa! Papa tega berkata seperti itu di saat seperti ini. Anna butuh perhatian kita, Pa. Coba Papa ingat, Papa yang terlalu keras dengan Anna, terus memaksanya untuk terus belajar, belajar, dan belajar (DUDUK DI SAMPING PAPA) Papa nggak pernah mengijinkannya untuk keluar dengan Mama. Padahal Mama mau mengajaknya untuk bersenang-senang. Ya..sudah Mama pun akhirnya larut dengan bisnis Papa. Sekarang semua terjadi begini. Apa Papa nggak menyesal. (TERDIAM. TIBA-TIBA MENANGIS) Mama nyesel, Pa.
Papa:
(MEMANDANGI ISTRINYA DENGAN WAJAH SEdih) Papa juga, Ma (DENGAN SUARA PELAN)
Mama:
(MENOLEH KE ARAH PAPA. MENGUSAP AIR MATANYA) Pa…kita sama-sama salah. Kasihan Anna. Ia butuh kita saat ini. Jangan marahi Anna, Pa atas kejadian ini. Anna pasti sangat terpukul dan menyesal.
Papa:
Iya, Ma. Papa sayang sekali dengan Anna. Papa sadar cara yang Papa pakai salah dalam mendidik Anna. Semoga Papa masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan Papa, Ma.
Mama:
Mama juga, Pa. Mama ingin lebih banyak di rumah setelah kejadian ini.
Papa:
Ya sudah, Ma. Sudah larut malam. Mama pulang dulu. Biar Papa yang menunggui Anna di sini. Besok saja Mama ke sini lagi.
Mama:
Baiklah, Pa (BANGKIT MENYANDANG TAS TANGANNYA) Semoga anak kita bisa sadar ya, Pa.
Papa:
Iya, Ma. Semoga (BERJALAN MENGGANDENG MAMA KE LUAR RUMAH SAKIT)
NARATOR:
LORONG RUMAH SAKIT SEMAKIN SEPI. MASUKLAH SESOSOK GADIS KECIL DI IRINGI SEORANG GADIS YANG BERPAKAIAN PUTIH. SEJENAK MEREKA MEMBISU MENGAMBIL DUDUK DI BANGKU TUNGGU LORONG RUMAH SAKIT.
Anna:
Kita emang mau kemana, Angel?
Angel:
Kita akan menempuh perjalanan jauh, Kak. Jadi siapkan saja diri kakak. Kakak udah siap kan?
Anna:
Perjalanan jauh? Maksudnya apa, Angel?
Angel:
(TERSENYUM MANIS KE ARAH ANNA) Perjalanan menuju tempat abadi kita, Kak. Kakak udah siap kan?
Anna:
(WAJAHNYA YANG PUCAT SEMAKIN PUCAT. ANNA TERDIAM SESAAT) Kakak belum siap, Angel.
Angel:
(TIBA-TIBA BERDIRI, MENGHADAP ANNA DENGAN BADAN TEGAK) Lalu kenapa Kakak berani banget bunuh diri?
Anna:
Kakak bingung, Angel. Kakak nggak tahu harus ngapain. Yang ada dalam pikiran Kakak hanya pengen mati. Buat apa Kakak hidup lagi jika nggak ada yang merhatiin Kakak. Papa, Mama, teman-teman nggak ada yang mau deket sama Kakak. Jadi, buat apa lagi hidup… (MENANGIS TERISAK-ISAK)
Angel:
Lalu apa yang pengen Kakak lakukan sekarang?
Anna:
Kakak pengen kembali. Kakak belum siap pergi. Kakak pengen ketemu Papa dan Mama. Kakak pengen minta maaf sama mereka.
Angel:
Kak….(DUDUK KEMBALI. MENYENTUH PUNDAK ANNA) Kakak tahu nggak. Sebenarnya Angel pun nggak pengen pergi dari belaian Papa. Tapi…mungkin ini lebih baik daripada Angel hidup dengan penyakit yang perlahan-lahan memakan tubuh Angel. Angel nggak bisa berbuat apa-apa.
Anna:
Maksud Angel apa?
Angel:
Memang sudah tiba waktunya buat Angel pergi. Angel sudah berusaha untuk melawan penyakit ini. Ketika bertemu dengan Kakak, Angel merasa senang sekali. Angel nggak akan kesepian. Tapi, ternyata Kakak belum siap.
Anna:
Maafkan Kakak. Tapi Kakak nggak tahu apakah Kakak masih diberi kesempatan untuk itu.
Angel:
Kalau Kakak masih diberi kesempatan, jangan pernah lagi merasa sendirian. Hargai sisa waktu yang udah diberikan. Kakak harus memulai hidup yang baru, yang penuh arti. Jangan sia-siakan itu ya Kak.
Anna:
Iya, Angel. Tapi, Angel juga harus yakin kalau Angel masih bisa sembuh. Kita kembali sama-sama.
Angel:
(MENGGELENG LEMAH) Nggak bisa, Kak. Angel nggak bisa kembali. Semua sudah diputuskan. (BANGKIT DARI DUDUKNYA)
Anna:
Angel mau kemana? (MEMEGANG TANGAN ANGEL, MENCOBA MENAHANNYA)
Angel:
Sudah tiba waktunya, Kak. Kakak jangan sedih ya.
Anna:
Angel…. Angel… Angel…. (MEMANGGIL BERULANG-ULANG KEPADA ANGEL YANG PERGI)
NARATOR:
AKHIRNYA, ANNA KEMBALI KE DUNIA. SEDANG ANGEL, GADIS CILIK YANG MENDERITA KANKER OTAK, PERGI MENINGGALKAN KELUARGANYA. WALAUPUN HANYA SEBENTAR, KEJADIAN YANG DIALAMI ANNA BERSAMA ANGEL MEMBERI KENANGAN TERSENDIRI BAGI ANNA. IA SADAR DAN BERTEMU KEMBALI DENGAN PAPA DAN MAMA.
The End
Related Articles :
1. Anna, gadis manis yang pendiam dan berprestasi di sekolah tapi kuper.
2. Kikan, teman sekelas Anna. Gadis cantik, paling kaya dan popular di sekolah juga sombong.
3. Iren, teman sekelas Anna. Gadis tomboy yang satu gank dengan Kikan.
4. Sierly, teman sekelas Anna. Gadis yang dijuluki Kikan dan Iren Nona Lemot.
5. Erick, teman lelaki Anna. Anak orang kaya dan sebenarnya playboy.
6. Papa Anna, bersikap keras dan menuntut sangat tinggi kepada Anna.
7. Mama Anna, kurang memerhatikan anaknya karena sibuk berkarir.
8. Ibu Mira, wali kelas Anna yang perhatian kepada siswa-siswanya.
9. Angel, gadis remaja yang menderita kanker otak.
ADEGAN 1
PAGI HARI. DI SEKOLAH, TEPATNYA DI DALAM KELAS SEBELUM PELAJARAN DIMULAI. KELAS MASIH KOSONG LALU MASUKLAH ANNA YANG TANPA BICARA LANGSUNG DUDUK DI BANGKUNYA. ANNA MEMAKAI KACAMATA MINUS. IA LALU MENGELUARKAN BUKU, MEMBACANYA, LALU SIBUK MENULIS. BEBERAPA SAAT KEMUDIAN, KIKA DAN GENGNYA MASUK. AWALNYA MEREKA MENGOCEH SENDIRI TANPA MEMERDULIKAN ANNA.
Iren:
Ki, kamu jadi beli sepatu yang di butik lusa? (MENDEKAT KE BANGKUNYA, LALU MENARUH TAS DENGAN SEENAKNYA DI MEJA)
Sierly:
Sepatu yang mana sih, Ir? (SAMBIL DUDUK DI BANGKU DAN MELETAKKAN TASNYA DI MEJA)
Iren:
Aduh… nona lemot, sekarang pikun lagi! (CEMBERUT DAN BERKACAK PINGGANG) Yang itu lho, waktu kita jalan bareng ke mall terus mampir ke butik terkenal itu lho!
Sierly:
Oo…itu… (MENGANGGUK-ANGGUKKAN KEPALANYA DENGAN WAJAH TAMPAK BLOON)
Kikan:
Oh…itu. Ya jadi lah! Kemarin aku ke sana lagi bareng Tian. Kata dia, aku pantes banget makai tu sepatu. So…walau agak mahal, nggak pa pa lah… (MASIH TETAP MENYANDANG TAS DI BAHUNYA DAN BERDIRI DI SAMPING IREN DAN SIERLY)
Iren:
Kalo gaun merah marun yang kemarin, kamu jadi mau beli? Kalu aku, lebih suka kemeja hitam di distro yang baru buka itu. Wih…keren-keren banget koleksinya!
Kikan:
Jadi beli lah… Besok aja kali. Kalau kamu mau, kita bareng aja. Habis ke butik, kita ke distro. Aku traktir deh…
Iren:
Ih…beneran nih, Ki?
Kikan:
Buat apa aku bohong? Sier, kamu juga. Kalau kamu mau nambahin koleksi aksesoris kamu, sekalian aja hunting. Ada banyak koleksi aksesoris baru di butik langgananku.
Sierly:
Wah…makasih, Ki. (LANGSUNG PASANG MUKA CERIA)
Iren:
Kamu emang bisa aja nyenengin teman, Ki. (MENGACUNGKAN DUA JEMPOL KE ARAH KIKAN)
Kikan:
Ya iya lah…apa sih yang nggak bisa oleh Kikan?
Sierly:
Ada! (DENGAN WAJAHNYA YANG POLOS) Kikan nggak bisa mengerjakan soal fisika dan matematika kemarin.
Kikan:
Ih…ni anak. Kujitak lho! (PURA-PURA MENJITAK KEPALA SIERLY) Kamu juga, bloon…!
SESAAT IREN SADAR AKAN ANNA YANG DUDUK DI MEJA SEBELAH. ANNA MASIH SAJA TEKUN MENGERJAKAN TUGAS. IREN LALU MENDEKATI ANNA.
Iren:
Hei, kutu buku! (SAMBIL MEMUKUL MEJA ANNA, MEMBUAT ANNA KAGET) Ngapain kamu pagi-pagi sudah datang? Pake belajar lagi. Nggak bosan apa, belajar terus?
Kikan:
(BERDIRI DI SAMPING IREN) Hei, mata empat. Kamu pernah ngaca nggak sih? Kamu tu sudah kuper, jelek lagi! Liat nih kita-kita…cantik…trendi…en gaul.
Anna:
(MENDONGAKKAN KEPALA, MEMANDANG KEDUANYA AGAK TAKUT) Mm…maksud kamu apa, Ki?
Iren:
Heh…denger ya! Hidup tuh bukan cuma ngurus matematika doang. Kamu nggak pengen apa nikmatin hidup?
Anna:
Nikmatin hidup? Gimana caranya, Ir?
Kikan:
Kalau kamu mau, kita bisa ajarin. Tenang aja, semua fasilitas aku yang nanggung!
Anna:
Bb…benarkah?
Kikan:
(TERSENYUM LICIK) Tapi, ada syaratnya…
Anna:
Syarat? Syaratnya apa?
Kikan:
(MENDEKATKAN WAJAHNYA KE WAJAH ANNA) Kamu harus mengerjakan semua PR aku! (KEMBALI TEGAK) Dengan begitu, aku akan ajak kamu ke tempat-tempat yang menyenangkan, belanja, senang-senang… Bersedia nggak?
Anna:
Tapi…aku takut kalau ketahuan Papa. Papa pasti marah.
Iren:
Alah…! Nggak perlu takut. Kamu perginya pura-pura mau belajar ma kita-kita. Beres kan…
Anna:
(TERDIAM SEJENAK. SEJURUS KEMUDIAN IA MENGANGGUKKAN KEPALANYA) Emm…baiklah.
Kikan:
OK! Besok sepulang sekolah, kita keluar bareng (TERSENYUM) Yuk, girls…kita ke kantin dulu aja. Ngapain di kelas? Telat juga nggak pa pa (KELUAR KELAS SETELAH MENARUH TASNYA DI BANGKU, DISUSUL KEDUA TEMANNYA. TINGGAL ANNA SENDIRIAN DI KELAS)
SELANG BEBERAPA SAAT, ERICK MASUK. ERICK BERPENAMPILAN NECIS. RAMBUTNYA DIBELAH PINGGIR.
Erick:
Pagi, Cinta! Rajin banget?
Anna:
(MENOLEH KE ARAH ERICK. TERSENYUM MALU-MALU) Oh, Erick. Ini tugas kimia kamu masih kurang sedikit lagi.
Erick:
(DUDUK DI SAMPING ANNA) Ah, cintaku. Kamu memang baik banget.
Anna:
Udah…nggak usah berlebihan begitu.
Erick:
Ya udah, kalau begitu aku mau ngajak kamu ke kantin sekarang. Kita sarapan berdua yuk.
Anna:
Tapi, sebentar lagi bel masuk, Rick. Nanti kita telat.
Erick:
Alah…sebentar aja kan nggak pa pa, sayang. Yuk! (MENARIK TANGAN ANNA. ANNA TAK BISA MENOLAK. AKHIRNYA MEREKA BERDUA PERGI KE KANTIN)
ADEGAN 2
NARATOR: BEBERAPA BULAN TELAH BERLALU DARI HARI ITU. ANNA MULAI BERUBAH PERILAKUNYA. IA MULAI IKUT-IKUTAN KIKAN DAN KEDUA TEMANNYA RAJIN KE DISKOTIK. PENAMPILAN ANNA PUN SUDAH BERUBAH. IA MENJADI LEBIH TRENDI DAN KACAMATA MINUSNYA YANG KUNO DIGANTI DENGAN KACAMATA MINUS YANG LEBIH GAYA. HUBUNGANNYA DENGAN ERICK PUN SEMAKIN DEKAT AKHIR-AKHIR INI. BAHKAN ANNA SERING KE RUMAH ERICK KETIKA ORANGTUA ERICK TIDAK BERADA DI RUMAH. DI SISI LAIN, PRESTASI BELAJAR ANNA MENURUN. IA TAK BISA LAGI KONSENTRASI BELAJAR KARENA ENERGINYA HABIS IA PAKAI UNTUK BERSENANG-SENANG DENGAN KIKAN, SIERLY, DAN IREN.
AKHIR-AKHIR INI ANNA TAMPAK GELISAH. IA RESAH KARENA IA TERLAMBAT DATANG BULAN. SETELAH MENCOBA-COBA MELAKUKAN TES PACK, BETAPA TERKEJUTNYA DIA KARENA IA POSITIF HAMIL. IA SEMAKIN TIDAK BISA BERKONSENTRASI DENGAN SEKOLAHNYA.
DI SEKOLAH, DI DALAM KELAS, WAKTU ISTIRAHAT.
ANNA MASUK KE DALAM KELAS DENGAN WAJAH SANGAT MURUNG DAN PUCAT. IA SEHABIS DARI KAMAR MANDI. IA KETAKUTAN KARENA DI DALAM PERUTNYA ADA JANIN, HASIL PERBUATANNYA DENGAN ERICK.
Anna:
(BERBICARA KEPADA DIRINYA SENDIRI) Bagaimana ini? Aku takut kalau ketahuan sama Papa dan Mama. Pasti mereka marah besar. (MENUTUP WAJAHNYA DENGAN KEDUA TANGANNYA. MENANGIS TERISAK-ISAK) Erick kamu di mana sih sekarang? Kamu kok nggak pernah masuk sekolah sejak aku nelpon kamu. Sekarang HP-mu nggak pernah akitf. (SAMBIL MENGGIGIT-GIGIT BIBIRNYA) Duh…aku takut. Apa yang harusnya aku lakukan.
TIBA-TIBA KIKAN, IREN, DAN SIERLY MASUK. MEREKA MELEWATI MEJA ANNA TANPA MENYAPANYA. ANNA BURU-BURU MENYAPU AIRMATANYA. IA TAKUT KETAHUAN KETIGA TEMANNYA TENANG KEHAMILANNYA.
Anna:
Eh, teman-teman…(TERSENYUM)
Kikan:
(TIDAK MENJAWAB SAPAAN ANNA, HANYA MELIRIK SINIS)
Iren:
Eh, siapa sih kamu? Maaf ya. Bos kita udah bosan tuh sama kamu!
Kikan:
Iya. Dulu kamu pinter, bisa aku andalin. Tapi sekarang, kamu udah bodoh. Nilai kamu jelek-jelek, lebih bagus punya kami. So…sekarang kamu udah nggak berguna lagi! Tau nggak sih?
Anna:
Tapi, katamu dulu, aku teman kalian?
Sierly:
(TAMPAK KASIHAN DENGAN ANNA) Maaf ya Anna…Kikan sudah nggak suka sama kamu….
Iren:
Ih…(MEMOTONG PEMBICARAAN SIERLY) Ngapain sih kamu minta maaf segala sama dia? Udah, biarin aja!
LALU MEREKA BERTIGA MENINGGALKAN ANNA. MEREKA KEMBALI BERCANDA TANPA MEMERDULIKAN ANNA. ANNA TERTUNDUK SEDIH. MENAHAN TANGISNYA KARENA KINI IA DIJAUHI KETIGA TEMANNYA. TAK LAMA KEMUDIAN, IBU MIRA MASUK KE DALAM KELAS. MENDEKATI TEMPAT DUDUK ANNA. KIKAN DAN KEDUA TEMANNYA TERKEJUT MELIHAT IBU MIRA ADA DALAM KELAS. MEREKA LANGSUNG KELUAR KELAS. SEDANG ANNA BERUSAHA MENGHAPUS AIR MATANYA.
Ibu Mira:
(MENATAP KEPERGIAN KETIGA SISWANYA. MELIHAT KE ARAH ANNA) Anna, Ibu mau bicara sama kamu. Bisa kan?
Anna:
(GUGUP DAN MEMANDANG HERAN KEA RAH IBU MIRA) Bisa, Bu. Bicara apa, Bu?
Ibu Mira:
(DUDUK DI SEBELAH ANNA. MEMERHATIKAN WAJAH ANNA YANG PUCAT) Kamu kenapa, Anna? Wajah kamu tampak pucat sekali, kamu sakit?
Anna:
(DENGAN GUGUP DAN SALAH TINGKAH) Eee…nggak, Bu. Saya nggak sakit. (MEMBETULKAN LETAK KACAMATANYA)
Ibu Mira:
Belakangan ini Ibu memerhatikan kamu, Anna. Kamu tampak gugup dan gelisah, juga tampak melamun waktu pelajaran Ibu. Tapi tidak hanya pelajaran Ibu, guru-guru yang lain juga mengeluh seperti itu. Kamu sudah tidak bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan nilai-nilai kamu juga turun drastis. (BERHENTI SEJENAK. MENGHELA NAFAS)
Anna:
(TERTUNDUK DALAM. MENANGIS TERTAHAN)
Ibu Mira:
Anna, Ibu tidak pengen melihatmu terus begini. Ibu ingin membantumu. (MELIHAT KE ARAH ANNA. MENYENTUH BAHU ANNA) Anna, kamu menangis? Ada apa, Anna? Ceritakan pada Ibu. Ibu siap membantumu. Kamu sedang ada masalah? Jangan sampai hal itu kamu pendam sendiri dan mengganggu pelajaran kamu. Anna…(MENCOBA MENDESAK ANNA)
Anna:
(MASIH DENGAN TERISAK. MENENGADAH KEPADA IBU MIRA) Terima kasih, Bu. Ibu perhatian kepada saya. Tapi…saya belum siap untuk bercerita sekarang, Bu. Saya mohon jangan desak saya, Bu.
Ibu Mira:
(MENGHEMBUSKAN NAFAS) Baiklah, Anna. (BANGKIT BERDIRI DI SAMPING ANNA) Tapi ingat, Anna, Ibu siap setiap saat jika kamu ingin bercerita. Ibu siap membantumu, Anna.
Anna:
Iya, Bu. Terima kasih, Bu. Saya senang sekali mendapat perhatian Ibu. (MENGELAP PIPINYA YANG BASAH DENGAN SAPU TANGANNYA)
Ibu Mira:
Baiklah, Ibu kembali ke kantor dulu. (BERJALAN KELUAR KELAS)
TAK BERAPA LAMA KEMUDIAN, ANNA MENGELUARKAN SESUATU DARI TASNYA. IA MENOLEH KE KANAN DAN KE KIRI. BERUSAHA MEYAKINKAN DIRI BAHWA TIDAK ADA TEMAN-TEMANNYA DI KELAS. DI PEGANGNYA PISAU LIPAT DENGAN TANGAN KANANNYA. IA MEMEJAMKAN MATANYA DAN MELETAKKAN PISAU LIPAT DI PERGELANGAN TANGAN KIRINYA. DENGAN MENANGIS, ANNA MENYAYAT PERGELANGAN TANGANNYA. TIBA-TIBA SIERLY MASUK KE DALAM KELAS DAN MELIHAT ANNA SUDAH PENUH DENGAN DARAH. IA MENJERIT HISTERIS.
Sierly:
Aaaaaaaa……………..!!!! Anna…!!!
TEMAN-TEMANNYA BERDATANGAN, TERMASUK IBU MIRA. MEREKA PUN MEMBAWA ANNA KE RUMAH SAKIT.
ADEGAN 3
MALAM HARI. DI RUMAH SAKIT. PAPA DAN MAMA DUDUK DI DEPAN LORONG DI DEPAN KAMAR ANNA. PAPA DUDUK DENGAN MUKA DITUTUP DENGAN KEDUA TANGANNYA. SEDANG MAMA BERDIRI DI SAMPINGNYA DENGAN WAJAH MENAHAN KESAL. MEREKA BERDUA BERSITEGANG.
Mama:
Ini semua salah Papa (DENGAN NADA KETUS)
Papa:
(MELIHAT KE ARAH MAMA DENGAN TERKEJUT) Apa?!! Aku yang salah? Kamu sebagai ibunya pun juga salah. Seharusnya kamu meluangkan waktu untuk anakmu itu!
Mama:
Anakku…?!! Anna juga anakmu, Pa! Papa tega berkata seperti itu di saat seperti ini. Anna butuh perhatian kita, Pa. Coba Papa ingat, Papa yang terlalu keras dengan Anna, terus memaksanya untuk terus belajar, belajar, dan belajar (DUDUK DI SAMPING PAPA) Papa nggak pernah mengijinkannya untuk keluar dengan Mama. Padahal Mama mau mengajaknya untuk bersenang-senang. Ya..sudah Mama pun akhirnya larut dengan bisnis Papa. Sekarang semua terjadi begini. Apa Papa nggak menyesal. (TERDIAM. TIBA-TIBA MENANGIS) Mama nyesel, Pa.
Papa:
(MEMANDANGI ISTRINYA DENGAN WAJAH SEdih) Papa juga, Ma (DENGAN SUARA PELAN)
Mama:
(MENOLEH KE ARAH PAPA. MENGUSAP AIR MATANYA) Pa…kita sama-sama salah. Kasihan Anna. Ia butuh kita saat ini. Jangan marahi Anna, Pa atas kejadian ini. Anna pasti sangat terpukul dan menyesal.
Papa:
Iya, Ma. Papa sayang sekali dengan Anna. Papa sadar cara yang Papa pakai salah dalam mendidik Anna. Semoga Papa masih diberi kesempatan untuk memperbaiki kesalahan Papa, Ma.
Mama:
Mama juga, Pa. Mama ingin lebih banyak di rumah setelah kejadian ini.
Papa:
Ya sudah, Ma. Sudah larut malam. Mama pulang dulu. Biar Papa yang menunggui Anna di sini. Besok saja Mama ke sini lagi.
Mama:
Baiklah, Pa (BANGKIT MENYANDANG TAS TANGANNYA) Semoga anak kita bisa sadar ya, Pa.
Papa:
Iya, Ma. Semoga (BERJALAN MENGGANDENG MAMA KE LUAR RUMAH SAKIT)
NARATOR:
LORONG RUMAH SAKIT SEMAKIN SEPI. MASUKLAH SESOSOK GADIS KECIL DI IRINGI SEORANG GADIS YANG BERPAKAIAN PUTIH. SEJENAK MEREKA MEMBISU MENGAMBIL DUDUK DI BANGKU TUNGGU LORONG RUMAH SAKIT.
Anna:
Kita emang mau kemana, Angel?
Angel:
Kita akan menempuh perjalanan jauh, Kak. Jadi siapkan saja diri kakak. Kakak udah siap kan?
Anna:
Perjalanan jauh? Maksudnya apa, Angel?
Angel:
(TERSENYUM MANIS KE ARAH ANNA) Perjalanan menuju tempat abadi kita, Kak. Kakak udah siap kan?
Anna:
(WAJAHNYA YANG PUCAT SEMAKIN PUCAT. ANNA TERDIAM SESAAT) Kakak belum siap, Angel.
Angel:
(TIBA-TIBA BERDIRI, MENGHADAP ANNA DENGAN BADAN TEGAK) Lalu kenapa Kakak berani banget bunuh diri?
Anna:
Kakak bingung, Angel. Kakak nggak tahu harus ngapain. Yang ada dalam pikiran Kakak hanya pengen mati. Buat apa Kakak hidup lagi jika nggak ada yang merhatiin Kakak. Papa, Mama, teman-teman nggak ada yang mau deket sama Kakak. Jadi, buat apa lagi hidup… (MENANGIS TERISAK-ISAK)
Angel:
Lalu apa yang pengen Kakak lakukan sekarang?
Anna:
Kakak pengen kembali. Kakak belum siap pergi. Kakak pengen ketemu Papa dan Mama. Kakak pengen minta maaf sama mereka.
Angel:
Kak….(DUDUK KEMBALI. MENYENTUH PUNDAK ANNA) Kakak tahu nggak. Sebenarnya Angel pun nggak pengen pergi dari belaian Papa. Tapi…mungkin ini lebih baik daripada Angel hidup dengan penyakit yang perlahan-lahan memakan tubuh Angel. Angel nggak bisa berbuat apa-apa.
Anna:
Maksud Angel apa?
Angel:
Memang sudah tiba waktunya buat Angel pergi. Angel sudah berusaha untuk melawan penyakit ini. Ketika bertemu dengan Kakak, Angel merasa senang sekali. Angel nggak akan kesepian. Tapi, ternyata Kakak belum siap.
Anna:
Maafkan Kakak. Tapi Kakak nggak tahu apakah Kakak masih diberi kesempatan untuk itu.
Angel:
Kalau Kakak masih diberi kesempatan, jangan pernah lagi merasa sendirian. Hargai sisa waktu yang udah diberikan. Kakak harus memulai hidup yang baru, yang penuh arti. Jangan sia-siakan itu ya Kak.
Anna:
Iya, Angel. Tapi, Angel juga harus yakin kalau Angel masih bisa sembuh. Kita kembali sama-sama.
Angel:
(MENGGELENG LEMAH) Nggak bisa, Kak. Angel nggak bisa kembali. Semua sudah diputuskan. (BANGKIT DARI DUDUKNYA)
Anna:
Angel mau kemana? (MEMEGANG TANGAN ANGEL, MENCOBA MENAHANNYA)
Angel:
Sudah tiba waktunya, Kak. Kakak jangan sedih ya.
Anna:
Angel…. Angel… Angel…. (MEMANGGIL BERULANG-ULANG KEPADA ANGEL YANG PERGI)
NARATOR:
AKHIRNYA, ANNA KEMBALI KE DUNIA. SEDANG ANGEL, GADIS CILIK YANG MENDERITA KANKER OTAK, PERGI MENINGGALKAN KELUARGANYA. WALAUPUN HANYA SEBENTAR, KEJADIAN YANG DIALAMI ANNA BERSAMA ANGEL MEMBERI KENANGAN TERSENDIRI BAGI ANNA. IA SADAR DAN BERTEMU KEMBALI DENGAN PAPA DAN MAMA.
The End
0 komentar:
Posting Komentar